Sandra, Beber Faktor Terjadinya Penurunan Harga Cengkih di Sulawesi Utara

Sulut1news.com, Manado - Ketua Komisi II DPRD Provinsi Sulawesi Utara (Sulut),  Sandra Rondonuwu, menyebut salah satu faktor terjadinya penurunan harga cengkih adalah kebijakan nasional yang melakukan impor cengkih," beber, yang akrab disapa SARON.

Hal ini terbaca dari data statistik dimana besaran nilai impor cengkih yang masuk ke Indonesia lebih tinggi dari pada jumlah cengkih yang di ekspor dari Indonesia ke luar negeri." kata Sandra, kepada wartawan, Senin, (22/7/2024).

“Dari data BPS, nilai ekspor cengkih dari Indonesia 48,15 juta setara 752 miliar, sedangkan nilai impor 189 juta atau setara 2,9 triliun,” 

" Saya yakin hal itu yang menyebabkan, menjadi faktor utama anjloknya harga cengkih di daerah." tukas Sandra.

“Kalau kemudian nilai impor lebih banyak dari pada ekspor, yang terjadi apa, anjlok lah harga kita,” imbuh Saron.

Para pengepul yang suka menentukan harga sendiri, menjadi salah satu aktor dibalik jeritan para petani cengkih saat ini.

Saron berpendapat pemerintah harus bisa menentukan harga standar nasional, untuk membatasi ruang gerak oknum-oknum pengepul yang mencekik para petani cengkih.

“Jadi hentikan impor, tindaki para pengepul kemudian tentukan standar harga nasional. Karena cengkih ini 3 sampai 4 tahun baru bisa petani rasakan hasilnya, lalu setiap ada hasil atau panen raya harga anjlok,” paparnya.

Menurut Saron, dengan adanya standar harga nasional dari pemerintah, dapat membantu petani dalam menyusun rencana jelang panen.

“Kalau sudah ada standar harga nasional, petani sudah tau bahwa dari standar harga ini bagaimana dia merencanakan untuk mengelola hasil cengkih ini. 

Karena kalau tidak ada standarnya, takutnya dia sudah lebih banyak pengeluarannya, akhirnya dia mengalami kerugian,” tambah Saron.

" Imbas dari anjloknya harga cengkih saat ini tidak hanya dirasakan oleh masyarakat Sulawesi Utara." tukasnya.

“Kalau bicara cengkih bukan hanya Sulawesi Utara, karena masih ada daerah lain yang hasil produksi cengkihnya lebih tinggi dari Sulawesi Utara,”ungkapnya.

Menurutnya,  dibutuhkan kerjasama dari petani cengkih di daerah-daerah lain, untuk bersama-sama menyuarakan aspirasi kepada Pemerintah, terlebih Khusus Presiden Joko Widodo.

“Yang harus dilakukan,  ini tidak hanya petani cengkih yang ada di Sulut sendiri, tetapi mari bekerja sama dengan petani-petani di daerah yang lain, baik Maluku Utara maupun Makassar karena mereka juga penghasil cengkih terbesar untuk menyuarakan kepada Presiden Jokowi hentikan impor, tindaki para pengepul dan tentukan standar harga nasional,” pungkas, Legilslator daerah pemilihan Minahaaa Selatan, dan Minahasa Tenggara. ( karel ).

Posting Komentar

0 Komentar