Sulut1news.com, Los Angeles, California – Kebakaran dahsyat yang dimulai pada 7 Januari 2025 telah meluluhlantakkan sebagian besar wilayah di Los Angeles. Dengan cakupan lebih dari 17.000 hektare, amukan si jago merah melahap kawasan seperti Pacific Palisades, Sylmar, Altadena, Acton, dan Hollywood Hills, menjadikannya salah satu bencana terparah dalam sejarah California. Hingga saat ini, kebakaran ini telah menewaskan 11 orang dan menyebabkan lebih dari 200.000 warga mengungsi dari rumah mereka.
Kerugian Masif dan Respons Cepat
Kerugian akibat kebakaran ini mencapai $150 miliar, setara dengan 2.430 triliun rupiah. Ribuan rumah, fasilitas umum, dan infrastruktur hancur dalam waktu singkat. Angin kencang yang mencapai 70 km/jam mempercepat penyebaran api, membuatnya sulit untuk dikendalikan oleh petugas pemadam kebakaran yang telah bekerja tanpa henti.
Pemerintah setempat, bersama tim bantuan internasional, terus berupaya memadamkan api di titik-titik kritis. Beberapa wilayah, seperti Hollywood Hills, telah dinyatakan aman, namun kawasan lain, seperti Pacific Palisades, masih dalam ancaman.
Dampak pada Komunitas Indonesia
Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Los Angeles melaporkan empat warga negara Indonesia (WNI) terdampak langsung. Meski tidak ada laporan korban jiwa dari WNI, kerugian material cukup signifikan. Untuk membantu mereka, KJRI telah mendirikan shelter darurat di Pasadena dan terus memantau perkembangan situasi.
Kisah dari Lokasi Kebakaran
Kondisi di lokasi bencana begitu mencekam. Banyak warga lokal dan tokoh internasional yang menyaksikan langsung kedahsyatan api ini. Seorang warga, Uya Kuya, yang tengah berlibur di Los Angeles, menyampaikan, “Angin yang kencang membuat api menyebar begitu cepat. Orang-orang di Altadena dan Pasadena sudah dievakuasi, suasana sangat panik,” ujarnya.
Panggilan Global untuk Perhatian
Bencana ini bukan hanya menjadi tragedi lokal, tetapi juga panggilan bagi komunitas internasional untuk meningkatkan perhatian pada pencegahan kebakaran hutan di tengah perubahan iklim. Dengan skala kehancuran sebesar ini, Los Angeles kini menghadapi tantangan besar untuk pulih dari dampak lingkungan, sosial, dan ekonomi.
Kejadian ini mengingatkan kita akan pentingnya mitigasi risiko bencana, termasuk meningkatkan sistem peringatan dini dan pengelolaan lahan secara berkelanjutan. Di saat yang sama, dukungan bagi para korban sangat diperlukan, baik dalam bentuk bantuan kemanusiaan maupun psikososial.
(ELVIS)
(Sumber: Tribunnews, Banjarmasin Post)
0 Komentar