Dalam inspeksi tersebut, Gubernur Yulius meninjau berbagai bagian museum, termasuk taman yang menyimpan replika kebudayaan dan peninggalan sejarah, seperti patung masyarakat adat, alat transportasi kuno, serta replika waruga (kubur batu). Ia memberikan perhatian khusus terhadap kondisi taman yang dinilai membutuhkan perawatan lebih baik.
Tak hanya itu, Gubernur juga mengamati koleksi khas museum, di antaranya ikan Coelacanth yang telah diawetkan, serta fosil gading dan geraham gajah purba Stegodon yang ditemukan di Desa Pintareng, Kabupaten Kepulauan Sangihe. Selain itu, ia juga meninjau meja kerja tokoh perempuan Sulut, Maria Walanda Maramis, serta mesin jahit tangan yang digunakan beliau dalam mengajarkan keterampilan menjahit kepada para ibu-ibu pada masanya.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Yulius menegaskan pentingnya perawatan museum agar tetap terjaga dengan baik. “Namanya museum ya memang tua, tapi harus dirawat dengan baik, tidak bisa dibiarkan begitu saja,” ujar Yulius.
Ia pun langsung menginstruksikan agar segala kerusakan di museum segera diperbaiki. “Besok pagi harus segera dikerjakan dan ditata dengan baik,” tegasnya.
Lebih lanjut, Gubernur menyoroti pentingnya museum sebagai daya tarik wisata bagi turis lokal maupun mancanegara. “Turis-turis yang datang ke Sulut selalu ingin berkunjung ke museum untuk melihat sejarah daerah ini. Bahkan tadi saya bertemu dengan Deputi Kementerian Pariwisata yang juga berpesan agar museum ini tetap dijaga,” tambahnya.
Sidak ini menjadi bukti nyata perhatian Gubernur Sulut terhadap pelestarian budaya dan sejarah daerah. Diharapkan dengan adanya perbaikan dan peningkatan fasilitas, Museum Provinsi Sulawesi Utara dapat menjadi destinasi wisata edukasi yang lebih menarik dan nyaman bagi pengunjung.
(EL)
0 Komentar