Ekonomi AS Terancam “Hancur”: Bill Dudley Peringatkan Dampak Tarif Baru Trump

Sulut1news.com, Washington, D.C. – Mantan Ketua Federal Reserve New York, Bill Dudley, mengeluarkan peringatan keras terhadap kebijakan tarif Presiden Donald Trump, menyebutnya sebagai ancaman besar bagi stabilitas ekonomi Amerika Serikat. Dalam opini terbarunya di Bloomberg, Dudley menegaskan bahwa masyarakat tidak bisa berharap Federal Reserve akan menyelamatkan ekonomi dari dampak kebijakan tarif besar-besaran Trump.

Seberapa buruk keadaannya?” ujar Dudley retoris, menyoroti keputusan politik yang dinilainya keliru dari Partai Republik dan potensi bencana ekonomi yang mengintai.

Inflasi Naik, Ekonomi Melambat

Menurut Dudley dan sejumlah ekonom lainnya, tarif global baru yang dicanangkan Trump bisa mendorong inflasi hingga 5% hanya dalam enam bulan ke depan. Hal ini diperkirakan akan memperparah tekanan terhadap keluarga berpenghasilan rendah hingga menengah, yang menghabiskan sebagian besar pendapatan mereka untuk konsumsi kebutuhan pokok.

“Tarif tidak membantu rakyat kecil, justru membebani mereka,” tulis Dudley. Ia menambahkan bahwa pemotongan pajak tidak akan mampu menyeimbangkan dampak kenaikan harga akibat tarif.

Bayangan Stagflasi Mulai Menghantui

Para pakar kini mewaspadai kemungkinan stagflasi — kondisi ekonomi langka yang ditandai dengan gabungan inflasi tinggi, pertumbuhan ekonomi lambat, dan meningkatnya pengangguran.

“Stagflasi adalah mimpi buruk ekonomi,” jelas Dudley. “Jika Anda menaikkan suku bunga untuk mengendalikan inflasi, Anda bisa memperparah pengangguran. Tapi jika Anda mencoba menumbuhkan ekonomi, inflasi bisa tak terkendali.”

Data terbaru menunjukkan bahwa tingkat kekhawatiran warga AS terhadap pengangguran berada di level tertinggi sejak krisis keuangan 2009, memperkuat kekhawatiran bahwa ekonomi sedang menuju masa-masa sulit.

The Fed Bersiap Bertindak

Merespons gejolak ini, laporan menyebutkan bahwa Federal Reserve akan mengadakan pertemuan penting minggu ini guna membahas potensi ancaman stagflasi dan langkah-langkah kebijakan moneter yang mungkin diambil.

Namun, Dudley memperingatkan bahwa ruang gerak Fed semakin terbatas. “Jangan berharap keajaiban dari bank sentral. Kebijakan fiskal dan perdagangan yang buruk tak bisa diperbaiki hanya dengan instrumen moneter,” tegasnya.

Trump: “Negara Lain yang Akan Membayar” – Benarkah?

Presiden Trump tetap bersikeras bahwa tarif baru akan dibebankan pada negara lain, bukan warga Amerika. Namun, sebagian besar ekonom menolak klaim ini. Mereka menyatakan bahwa kenaikan harga akibat tarif akan langsung dirasakan oleh konsumen Amerika melalui harga-harga yang lebih tinggi di pasar domestik.

“Tarif adalah pajak tidak langsung yang dibayar rakyat sendiri,” ujar seorang analis ekonomi.

Redaksi Sulut1news.com 

Posting Komentar

0 Komentar