Difasilitasi Gubernur, Dualisme Kepemimpinan PWI Sulut Lakukan Pertemuan

Sulut1News.com, Manado – Polemik dualisme kepemimpinan dalam tubuh Persatuan Wartawan Indonesia  PWI) Provinsi Sulawesi Utara akhirnya mencapai titik penting. Meski belum menghasilkan rekonsiliasi, dua kubu yang selama ini berselisih—yakni PWI versi Kongres Luar Biasa (KLB) dan PWI hasil Musyawarah Nasional (Munas) Bandung—akhirnya duduk bersama dalam sebuah pertemuan yang difasilitasi oleh Gubernur Sulawesi Utara, Julius Selvanus melalui Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian Daerah, Steven Liow, Rabu (9/4/2025).

Pertemuan yang mempertemukan Ketua PWI versi KLB Fanny Loupati, dan Ketua PWI versi Munas Bandung, Voucke Lontaan, berlangsung dalam suasana penuh keakraban dan dihiasi nuansa historis, mengingat keduanya telah lama berkecimpung dalam dunia jurnalistik di Bumi Nyiur Melambai. Meski sempat terjadi ketegangan dalam dinamika organisasi, momen ini menunjukkan bahwa komunikasi dan pertemanan masih menjadi jembatan yang tidak lekang oleh waktu.

Kepala Dinas Kominfo dan Persandian Daerah Sulut, Steven Liow, menyambut baik pertemuan ini. Ia berharap hubungan baik yang mulai terbangun ini dapat terus dijaga sebagai fondasi bagi iklim jurnalistik yang sehat dan profesional di Sulawesi Utara.

“Kami mengapresiasi langkah dewasa dari kedua pihak yang telah menunjukkan niat baik untuk berdialog. Pertemanan ini jangan lekang oleh waktu, karena sesungguhnya wartawan adalah pilar penting dalam pembangunan daerah,” ujar Liow.

Dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak menyatakan sikap untuk masing-masing kubu sepakat tetap menjalankan program organisasi secara mandiri tanpa saling mengganggu atau menyinggung legitimasi satu sama lain di ruang publik.

Menariknya, baik Voucke Lontaan maupun Fanny Loupati secara terbuka menyampaikan terima kasih kepada Gubernur Julius Selvanus yang telah menunjukkan kepeduliannya terhadap dunia pers di Sulawesi Utara. "Tanpa fasilitasi dari beliau, mungkin pertemuan seperti ini tidak akan pernah terjadi," ujar salah satu pengurus yang hadir.

Meskipun tidak menghasilkan kesepakatan penyatuan organisasi, momen ini dinilai sebagai langkah maju dalam menciptakan atmosfer yang lebih kondusif di tubuh pers Sulut. Di tengah tantangan media dan perkembangan teknologi informasi yang cepat, sikap saling menghargai dan membuka ruang komunikasi menjadi kunci untuk menjaga marwah dan integritas profesi wartawan.

Gubernur Julius Selvanus dalam sambutannya berharap agar para wartawan di Sulut, apapun latar belakang organisasi yang diikuti, tetap menjadi garda terdepan dalam menyuarakan kebenaran, menjunjung tinggi etika, dan berperan aktif dalam pembangunan daerah.
(EL)

Posting Komentar

0 Komentar